Tuesday 6 October 2009

'Mourinho Tutupi Kelemahan dengan Mulut Besarnya'
Fajar Pratama - detiksport



Reuters
Roma - Jose Mourinho memang telah terbukti piawai dalam menggondol banyak titel. Namun pria asal Portugal ini dinilai hanya merupakan pelatih kelas medioker dan menutupi kelemahannya itu dengan komentar blak-blakannya di media.

Kualitas Mourinho dalam melatih tentu tidak perlu diragukan lagi. Sejak menangani Porto ia telah berhasil merebut perhatian dunia dengan kesuksesannya merebut gelar Liga Champions di musim 2004.

Karir gemilang Mourinho berlanjut ketika ia hijrah ke London untuk membesut Chelsea. Tiga tahun di Stamford Bridge ia telah mempersembahkan dua gelar liga, satu gelar FA dan dua gelar Piala Carling.

Curriculum vitae mentereng yang dimiliki Mourinho inilah yang membuat Presiden Inter, Massimo Moratti ngebet untuk memboyongnya di musim panas tahun lalu untuk menggantikan Roberto Mancini yang juga terbilang sukses. Di musim pertamanya, pelatih berusia 46 tahun itu langsung mempersembahkan titel scudetto.

Meski begitu Zdenek Zeman menilai bahwa Mourinho sebetulnya bukan merupakan pelatih papan atas. Mantan pelatih AS Roma di akhir 90-an ini menyebut bahwa Mourinho hanya unggul dari segi kemampuan berbicara kepada publik dan hal itu menutupi kelemahannya dalam hal mengatur strategi.

Selain sebagai motivator ulung, Mourinho memang dikenal sebagai pelatih yang suka bicara blak-blakan dan sangat sering melancarkan protes. Dua pekan silam ia dijatuhi larangan mendampingi Inter lantaran dianggap melakukan tindakan yang tidak pantas.

"Mourinho merupakan komunikator yang sangat baik. Dia memerlukan hal itu untuk menyembunyikan kemampuannya sebagai pelatih yang hanya berkelas medioker," tukasnya di Football Italia.

"Saya berpikir bahwa Mourinho dapat meraih kesuksesan di Inter karena dia dapat menjadi manajer yang baik bagi pemain-pemainnya. Selain itu dia juga cukup piawai dalam menangani jurnalis."

Pada sisi yang lain Mourinho dikenal sebagai pelatih yang menganut sepakbola pragmatis. Zeman pun mewanti-wanti Internisti agar tidak lagi berharap Inter akan bermain cantik seperti di era kepelatihan sebelumnya.

"Tentu saja, dengannya pendukung Inter tidak akan pernah melihat tim kesayangannya bermain dengan baik," tandasnya.

Mourinho juga tengah disorot setelah Inter menelan kekalahan dari Sampdoria 0-1 di akhir pekan lalu. Kekalahan ini membuat Nerazzurri melorot peringkatnya ke posisi tiga. ( arp / nar
Tuding Tak Cerdas, Mourinho Belum Maafkan Lippi
Doni Wahyudi - detiksport



AFP
Milan - Meski Marcello Lippi sudah minta maaf, tapi Jose Mourinho ternyata tak semudah itu melupakan kesalahan pelatih timnas Italia itu. Kini dia menyebut Lippi sebagai 'tidak cerdas'.

Pernyataan Lippi yang menyebut Juventus akan menjadi juara Seri A musim 2009/10 menjadi awal perselisihan antara kedua pihak. Menurut Mourinho, sebagai pelatih tim nasional, Lippi tak selayaknya mengeluarkan komentar tersebut.

Lippi kemudian mengakui dirinya bersalah, melalui media dia juga sudah meminta maaf atas pernyataannya tersebut. Namun itu ternyata dianggap tak cukup oleh Mourinho, yang kini kembali menyerang mantan pelatih Juventus dan Inter Milan itu.

"Apakah Fabio Capello di Inggris akan menjawab dengan menyebut nama sebuah tim jika diajukan pertanyaan yang sama (soal siapa yang akan menjadi juara)? Serta Vicente Del Bosque di Spanyol?," ketus Mourinho seperti diberitakan Reuters.

Tak berhenti sampai di situ, pelatih berkebangsaan Portugal itu malah menyebut Lippi tidak secerdas dua pelatih yang dia sebut di atas.

"Tidak, saya pikir mereka (Capello dan Del Bosque) terlalu cerdas untuk sampai melakukan hal itu," pungkas Mourinho. ( din / roz )
Media Italia 'Serbu' Mourinho
Narayana Mahendra Prastya - detiksport



Jose Mourinho (Reuters)
Roma - Kompetisi Italia belum dimulai, situasi sudah panas. Pernyataan keras Jose Mourinho terhadap Marcelo Lippi mengundang reaksi. Media-media Italia ramai-ramai 'menyerbu' Mourinho.

Masalah berawal ketika Lippi tak menjagokan Inter Milan untuk meraih juara Seri A musim ini. Tim asuhannya tak diperhitungkan, Mourinho berang pada Lippi.

Dalam perkembangan selanjutnya, Lippi minta maaf kepada Mourinho. Namun The Special One masih terus mengecam pelatih La Nazionale itu. Mourinho menuding Lippi sebagai orang yang tidak cerdas .

Diberitakan Football Italia, media-media di negara itu ramai-ramai mengecam Mourinho.

"Kita harus menanyai pelatih Inter mengapa ia ingin memancing kontroversi. Salah satu penjelasan yang mungkin adalah dia merasakan sebuah kemunduran. Sebab, komentar ini datang sepuluh hari sejak mereka kalah dari Lazio di Piala Super," demikian tulis Marco Ansaldo di harian La Stampa.

Dalam analisisnya, Ansaldo mengatakan bahwa target sesungguhnya Mourinho bukanlah Lippi, namun Juventus. "Musim lalu, Mourinho dengan mudah mencari alasan untuk menyerang Claudio Ranieri (pelatih Juventus)."

Ini terkait dengan fakta bahwa di waktu lalu Mourinho adalah pengganti Ranieri di Chelsea. Di tangan arsitek asal Portugal itu, The Blues meraih sukses. Sesuatu yang tak bisa dicetak oleh Ranieri.

"Namun saat ini dia tidak punya alasan menyerang Ciro Ferrara. Lalu, Mourinho menjadikan Lippi bagi sasaran."

La Republicca menyindir Inter dan Mourinho. "Yang Mulia telah dihina," demikian dituliskan Fabrizio Bocca dalam kolomnya. "Jangankan berkata, saat ini kami dilarang berpikir bahwa Inter bukanlah yang terbaik, yang paling atraktif, dan yang paling hebat di seluruh dunia. Kita harus mengagungkannya di setiap waktu."

Bocca berpendapat bahwa Mourinho memiliki problem di Italia. "Mourinho punya masalah. Ia bukan hanya pelatih hebat, namun juga pelatih yang ingin dicintai. Namun untuk tim yang meraih juara sebanyak Inter, hal itu sepertinya sulit."

"Bila ia terus menerus bermain dalam kontroversi, maka ia bakal makin sulit mendapatkan simpati."

Sindiran juga dikeluarkan La Gazzeta dello Sport . "Bagaimana bisa sebuah prediksi dinilai ofensif atau bakal mempengaruhi hasil kompetisi? Anggapan ini dikeluarkan oleh pelatih yang mengancam untuk tak menghadiri konferensi pers Medieval karena ia tidak mampu mengungkapkan pandangannya di sana," demikian tulis Luigi Garlando dalam kolomnya. .

"Sekarang, dia ingin menghentikan ucapan seorang kolega yang mengatakan kemenangan akan jatuh kepada tim tertentu
Tentang Puasanya Muntari, Mourinho Kecam Pers
Andi Abdullah Sururi - detiksport



(REUTERS)
Milan - Jose Mourinho bereaksi atas kritikan padanya tentang komentar dia terkait tetap berpuasanya Sulley Muntari. Menurut pelatih Inter Milan itu, media telah memelintir omongannya dan menciptakan ketegangan.

Minggu lalu Mourinho diberitakan terkesan mengeluhkan sikap Muntari yang tetap berpuasa Ramadan sehingga kurang tenaga saat bertanding di lapangan. Itu ia lontarkan setelah Inter ditahan 1-1 oleh Bari di laga pembuka Seri A musim ini.

Keluhan itu menyulut kemarahan seorang pimpinan Muslin di Italia, yang sampai mengancam Mourinho dalam sebuah website.

Dalam jumpa persnya untuk derby Milan akhir pekan ini, Pria Portugal itu melakukan pembelaan. "Kalau ada apa-apa terjadi pada saya, kalian harus bertanggung jawab," tukasnya kepada reporter, seperti dikutip Reuters, Jumat (28/8/2009).

"Situasi dengan Muntari adalah tanggung jawab kalian. Saya tahu apa yang saya katakan. Saya bilang 'Anda tak bisa mengkritik keputusan Muntari karena ini soal keyakinan dan agama," sambungnya.

"Itu artinya, saya menerima keputusan itu. Saya tak pernah mengatakan Muntari harus melupakan keyakinannya itu. Kalau seseorang di komunitas Islam terganggu dengan saya, itu salah kalian." ( a2s / key )
Mourinho 'Beri' Cannavaro
Andi Abdullah Sururi - detiksport



Mourinho (Reuters)
Milan - Jose Mourinho bisa menyerang balik siapapun yang bicara tak bagus tentang dirinya. Sosok terakhir yang jadi "korban" kelihaiannya berkata-kata adalah bek veteran Juventus, Fabio Cannavaro.

Kapten timnas Italia itu "diberi" Mourinho terkait ucapannya tentang dua pemain muda Italia, Davide Santon dan Mario Balotelli, yang di awal musim ini sepertinya harus berjuang lebih keras lagi untuk mendapat peran reguler di skuad utama Inter Milan.

Dalam keterangan pers-nya di sela-sela latihan squadra Azzurri menjelang pertandingan melawan Georgia, Cannavaro menyayangkan situasi yang dihadapi dua "adik" angkatannya itu. Secara tak langsung ia menyarankan Santon dan Balotelli supaya mencari tim lain supaya bisa sering main dan terjaga peluangnya masuk timnas.

Komentar seperti itu rupanya segera ditanggapi Mourinho. Dikutip dari situs resmi Inter, orang Portugal itu mengingatkan bahwa Cannavaro belum menjadi seperti dirinya.

"Cannavaro masih pemain, tapi dia bicara seolah-olah dia sudah menjadi pelatih, direktur sport, atau presiden," cetus Mourinho. "Ia melakukan sebuah kesalahan dengan omongan seperti itu, karena dia melupakan sesuatu yang tak ada hubungannya dengan Inter."

"Di Juventus, dia dan (Giorgio) Chiellini bermain di bek tengah. Kalau begitu (Nicola) Legrottaglie juga harus pindah klub di bulan Januari kalau tak mau kehilangan Piala Dunia," sambungnya.

"Dan ini berlaku juga pada (Sebastian) Giovinco, pemain muda berbakat, yang bahkan sebelum ini jarang pula dimainkan. Jadi, Anda harus mengevaluasi dengan layak tentang pilihan-pilihannya untuk masa depan."
'Mourinho Bukan Pelatih Jempolan'
Kris Fathoni W - detiksport



Reuters
Milan - Sudah tak lagi aktif berkecimpung dalam dunia sepakbola, Luciano Moggi masih setia mengamati aktivitas di sana. Dari situ dia menilai allenatore Inter Milan Jose Mourinho bukanlah pelatih hebat.

Di musim pertama bersama Nerazzuri, Mourinho sudah membawa tim itu jadi jawara Seri A. Curriculum vitae si pria Portugal pun mengilap karena sebelumnya bisa mempersembahkan trofi Liga Inggris 2004/05 dan 2005/06 untuk Chelsea, trofi Liga Champions buat Porto tahun 2004 dan capaian-capaian lainnya.

Meski demikian, di mata Moggi itu tak serta merta membuktikan Mourinho sebagai pelatih berkelas. Eks bos Juventus tersebut tidak melihat Mourinho sebagus penilaian orang.

"Dia lebih baik dalam urusan public relation ketimbang melatih. Dia orang yang baik yang mengatakan berbagai hal untuk melindungi timnya," nilai Moggi di Radio Radio yang dikutip La Republica.

Masih menurut Moggi, pelatih-pelatih terbaik saat ini sudah tak lagi berkecimpung di Seri A. "Saya pikir (Marcello) Lippi (yang melatih Italia) adalah yang terbaik, lalu (Fabio) Capello dan (Carlo) Ancelotti."

Boleh jadi penilaian Moggi menyebut nama Lippi sebagai pelatih terbaik dikarenakan fakta bahwa karena dia pernah sukses di Juve. Unsur Juve bahkan juga muncul lagi ketika Moggi menyebut pelatih yang dia nilai berbakat.

"Di antara pelatih muda, saya suka (Gian Piero) Gasperini (yang melatih Genoa). Saya kenal dia dengan baik, dia dulu melatih tim muda Juventus. Dia tak takut dengan lawan dan memeragakan permainan bagus," simpul Moggi.

Mourinho saat ini tengah menemani Inter dalam pertandingan menghadapi Barcelona di Liga Champions. Mengenali gayanya, boleh jadi komentar Moggi ini akan membuahkan reaksi
Mourinho Kembali Kritik Pers Italia
Narayana Mahendra Prastya - detiksport



Jose Mourinho (AFP)
Milan - Jose Mourinho kembali melontarkan kritik kepada media Italia. Menurut pelatih Inter Milan itu, media-media di Negeri Spaghetti selalu mengkritik timnya dan mendukung Juventus.

Inter dan Juventus sama-sama memetik hasil seri dalam dua laga awal di Liga Champions. Nerazzuri ditahan imbang Barcelona dan Rubin Kazan, sementara Bianconeri seri dengan Bordeaux dan Bayern Munich.

Hasil tersebut merupakan ketujuh kalinya Inter gagal menang di Liga Champions. Sementara bagi Juve itu adalah kegagalan meraih poin penuh keenam kalinya di Benua Biru.

Di mata Mourinho, media-media di Italia melakukan pemberitaan yang tidak berimbang atas hasil yang dicapai oleh kedua tim.

"Saya tidak merasa cemas meski kami tidak pernah menang di tujuh laga Liga Champions. Tentu saja, ketika itu terjadi kepada kami maka (pemberitaan media) menuliskan layaknya kami tak pernah menang dalam 70 laga," keluh Mourinho seperti dilansir dari Yahoo Sports.

"Namun ketika ada tim lain (Juventus) tidak menang dalam enam laga Eropa, sepertinya mereka baru satu-dua kali mengalami hasil tersebut," lanjut pembesut asal Portugal itu.

Ini bukan kali pertama Mourinho mengkritik media Italia. September tahun lalu, ia juga pernah melakukannya. Uniknya, ketika itu kasusnya juga terkait dengan Juventus.

"Saya tak keberatan diberitakan seperti ini. Imbang melawan tim terbaik dunia seperti sebuah bencana, namun seri dengan tim yang biasa-biasa saja seperti layaknya sebuah seni," lanjut pelatih berjuluk The Special One itu.

"Anda, para wartawan semuanya adalah orang-orang yang pintar dan ahli di bidangnya. Saya bukan orang yang bisa memutuskan apa yang akan ditulis atau diberitakan," tuntas suksesor Roberto Mancini tersebut